Orang tua seringkali harus dipusingkan dengan anak yang rewel saat makan, entah itu karena anak harus mengonsumsi makanan yang tak mereka sukai atau karena orang tua memaksanya makan. Sayangnya terkadang sejumlah orang tua tak bijak menghadapinya karena mereka lebih memilih 'menyogok' anak-anaknya dengan permen, cokelat atau junk food agar si anak tida“ rewel.
Padahal menurut sebuah studi baru, kondisi ini dapat mendorong si anak menjadi ketagihan terhadap junk food di usia yang masih sangat muda yaitu kira-kira tiga tahun. Hal ini diperkuat dengan temuan peneliti bahwa 58 persen para ibu percaya anak-anaknya telah ketagihan cemilan manis pada usia tiga tahun.
Namun tampaknya kondisi ini sudah terbilang terlambat karena studi ini mengungkap 60 persen anak-anak telah diperkenalkan pada cokelat dan permen oleh orangtuanya. Begitu pula satu dari tiga orang tua mengaku menghadapi anak yang rewel saat makan dengan 'menyogok' mereka menggunakan jajanan manis.
Kesimpulan itu diperoleh setelah peneliti mewawancarai 2.002 ibu dari anak berusia antara 12 bulan hingga lima tahun.
Dari situ peneliti menemukan hal lain, di antaranya 26 persen ibu-ibu membiarkan bayinya merasakan makan cokelat sebelum usianya menginjak 9 bulan dan hampir separuh partisipan mengaku memberi bayi mereka dengan cemilan manis itu pada usia 12 bulan. Parahnya, 61 persen partisipan memberi bayi mereka dengan permen setiap hari.
Studi yang digelar oleh sebuah perusahaan produsen vitamin bayi ini pun berkesimpulan bahwa penyebab utama masalah ini adalah orang tua cenderung menggunakan permen dan cokelat untuk 'menyogok' anak-anaknya yang rewel saat makan. 56 persen orang tua mengira anaknya memang masih berada dalam tahapan rewel sedangkan 23 persen orang tua lainnya menganggap kebiasaan makan yang buruk pada anaknya ini akan hilang seiring dengan pertambahan usia mereka.
Menanggapi studi ini, pakar psikologi anak Richard Woolfson mengatakan, "Studi ini memastikan bahwa anak yang rewel saat makan merupakan masalah yang wajar terjadi pada anak seusia itu, mungkin karena inilah waktunya anak mulai menegaskan dirinya tentang cara mengekspresikan pilihan makanannya yang spesifik."
"Jadi kunci satu-satunya untuk menghadapi anak-anak yang rewel saat makan itu bukannya mengganti dengan makanan lain. Dengan kata lain, tetap tenang dan jangan bertingkah secara berlebihan," saran Woolfson seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (29/12/2012).
"Beri dia waktu untuk menghabiskan makanannya tapi jika dia masih mempermainkan makanan itu, ambil piringnya dan akhiri jam makan si anak. Tak usah khawatir, dia takka kelaparan. Lama-lama fase ini pun akan hilang dengan sendirinya," lanjutnya.
Menurut Woolfson, yang paling ia takutkan adalah jika orang tua menuruti tingkah-polah si anak saat rewel makan karena anak bisa mempelajari dengan cepat bahwa pilih-pilih makanan adalah salah satu cara yang bisa mereka gunakan untuk mendapatkan perhatian orangtua dan akibatnya orang tua akan semakin kesulitan untuk mendorong kebiasaan makan yang baik pada anaknya.
Source.
Padahal menurut sebuah studi baru, kondisi ini dapat mendorong si anak menjadi ketagihan terhadap junk food di usia yang masih sangat muda yaitu kira-kira tiga tahun. Hal ini diperkuat dengan temuan peneliti bahwa 58 persen para ibu percaya anak-anaknya telah ketagihan cemilan manis pada usia tiga tahun.
(Foto: thinkstock)
Namun tampaknya kondisi ini sudah terbilang terlambat karena studi ini mengungkap 60 persen anak-anak telah diperkenalkan pada cokelat dan permen oleh orangtuanya. Begitu pula satu dari tiga orang tua mengaku menghadapi anak yang rewel saat makan dengan 'menyogok' mereka menggunakan jajanan manis.
Kesimpulan itu diperoleh setelah peneliti mewawancarai 2.002 ibu dari anak berusia antara 12 bulan hingga lima tahun.
Dari situ peneliti menemukan hal lain, di antaranya 26 persen ibu-ibu membiarkan bayinya merasakan makan cokelat sebelum usianya menginjak 9 bulan dan hampir separuh partisipan mengaku memberi bayi mereka dengan cemilan manis itu pada usia 12 bulan. Parahnya, 61 persen partisipan memberi bayi mereka dengan permen setiap hari.
Studi yang digelar oleh sebuah perusahaan produsen vitamin bayi ini pun berkesimpulan bahwa penyebab utama masalah ini adalah orang tua cenderung menggunakan permen dan cokelat untuk 'menyogok' anak-anaknya yang rewel saat makan. 56 persen orang tua mengira anaknya memang masih berada dalam tahapan rewel sedangkan 23 persen orang tua lainnya menganggap kebiasaan makan yang buruk pada anaknya ini akan hilang seiring dengan pertambahan usia mereka.
Menanggapi studi ini, pakar psikologi anak Richard Woolfson mengatakan, "Studi ini memastikan bahwa anak yang rewel saat makan merupakan masalah yang wajar terjadi pada anak seusia itu, mungkin karena inilah waktunya anak mulai menegaskan dirinya tentang cara mengekspresikan pilihan makanannya yang spesifik."
"Jadi kunci satu-satunya untuk menghadapi anak-anak yang rewel saat makan itu bukannya mengganti dengan makanan lain. Dengan kata lain, tetap tenang dan jangan bertingkah secara berlebihan," saran Woolfson seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (29/12/2012).
"Beri dia waktu untuk menghabiskan makanannya tapi jika dia masih mempermainkan makanan itu, ambil piringnya dan akhiri jam makan si anak. Tak usah khawatir, dia takka kelaparan. Lama-lama fase ini pun akan hilang dengan sendirinya," lanjutnya.
Menurut Woolfson, yang paling ia takutkan adalah jika orang tua menuruti tingkah-polah si anak saat rewel makan karena anak bisa mempelajari dengan cepat bahwa pilih-pilih makanan adalah salah satu cara yang bisa mereka gunakan untuk mendapatkan perhatian orangtua dan akibatnya orang tua akan semakin kesulitan untuk mendorong kebiasaan makan yang baik pada anaknya.
Source.
0 komentar:
Post a Comment