Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, sangat gemas dengan populasi sampah di Ibukota. Masalah sampah ini, kata dia, tak pernah terselesaikan jika tanpa suatu terobosan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Foto:(VIVAnews/Fernando Randy)
Menurut Ahok, demikian panggilan akrabnya, biaya sampah ini bisa menghabiskan Rp10 Miliar untuk bayar kontraktor membuang sampah dari sungai. Tapi kenyataannya sampah masih bertebaran di Ibukota."Menurut si kontraktor selesailah tugas saya karena volume kubik sampah yang diangkat sudah terpenuhi. Tapi kami tidak pernah benar tahu apa dia sudah buang sekian. Buktinya sungainya selalu penuh dengan sampah" kata Ahok Kamis, 20 Desember 2012
Ahok menambahkan, walau telah mengeluarkan biaya sebesar itu, ada lagi biaya untuk membersihkan sampah di sungai dengan menggunakan alat berat sebesar Rp139 miliar, yang diorder pada kontraktor yang sama.
"Makanya saya bilang lebih baik mempekerjakan orang, suruh urusin sampah di sungai. Kalau saya lihat banyak sampah berarti dia tidak kerja. Siapa yang mau tiap hari kerja nungguin sampah? Ya coba saja pemulung. Dia tiap hari ada di situ" ucap Ahok
Ahok menganalogikan, jika saja pemprov mempekerjakan 2.000 orang khusus untuk membersihkan sampah di sungai itu dengan gaji Rp2 juta per orangnya, maka yang dikeluarkan hanya Rp48 miliar saja. Anggaran itu berbeda jauh apabila dikerjakan oleh kontraktor, yang dihitung per ton.
"Kalau pun ini benar-benar terjadi, pemulung bisa menjual barang yang dia ambil, yang tidak laku diangkut memakai truk. Pemulung bisa hidup sejahtera, bisa sewa rumah susun, seluruh DKI tidak ada sampah di sungai," katanya.
"Jadi tinggal pilih lebih suka menganggarkan APBD Rp90 miliar untuk sampah, mungut sampah, dan semua sungai masih penuh sampah atau lebih suka mempekerjakan 2.000 orang dengan biaya Rp48 Miliar" tutup Ahok.
Source.
0 komentar:
Post a Comment