Monday, December 17, 2012

Nyandu Gambar Porno? Awas Memori Otak Terganggu

Posted by triebara | 8:55 PM Categories:

Duisburg - Beberapa orang yang terhibur saat melihat materi pornografi ternyata tak selalu ingat apa yang telah mereka lihat. Menurut sebuah penelitian, melihat pornografi di Internet dapat mengganggu memori jangka pendek.

Studi ini menguji pengaruh pengolahan gambar porno terhadap memori kerja otak. Bagian otak tersebut bertanggung jawab untuk menjaga informasi dan menggunakannya untuk menyelesaikan tugas. Memori kerja sangat penting untuk pemahaman, penalaran, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

Peneliti Jerman meminta 28 pria yang seluruhnya heteroseksual dan berumur rata-rata 26 tahun untuk melihat beberapa gambar. Beberapa adalah gambar porno dan yang lainnya adalah non-seksual. Gambar non-seksual adalah gambar orang melakukan sejumlah aktivitas seperti tertawa, bermain, olahraga, atau membawa senjata.

Sukarelawan ini memandang gambar dan cukup menyentuh tombol "ya" atau "tidak" untuk menunjukkan apakah gambar yang mereka lihat sama atau tidak dengan empat slide gambar yang mereka lihat sebelumnya. Ternyata mereka banyak memberi jawaban salah ketika melihat gambar porno dibandingkan ketika mencermati gambar nonseksual. Rata-rata, mereka menjawab 67 persen benar ketika melihat gambar porno. Lain hal, justru 80 persen jawabannya benar ketika mereka melihat gambar non-seksual.

"Gairah seksual mengganggu kerja memori yang merupakan aspek penting," kata Christian Laier, penulis studi di Universitas Duisburg-Essen, Jerman. Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Sex Research.

Menurut para peneliti, temuan ini dapat membantu psikolog untuk memahami mengapa beberapa orang yang kecanduan pornografi Internet sampai lupa untuk tidur, melewatkan janji, melewatkan tanggung jawab pekerjaan, dan bahkan mengabaikan hubungan. "Gairah seksual dan dampaknya terhadap proses kognitif mungkin dapat menjelaskan bagian-bagian dari efek negatif itu," tulis para peneliti.

Penelitian ini difokuskan pada laki-laki heteroseksual. Maka sangat mustahil untuk mengatakan bahwa temuan ini juga berlaku bagi laki-laki gay maupun perempuan lesbian. "Hasil temuan kami perlu diuji sehubungan dengan gender dan orientasi seksual guna memverifikasinya," ujar Laier.

LIVE SCIENCE | ISMI WAHID
Source.

0 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube